PANDUAN SELEKSI MASUK TNI/POLRI
Sebelum Anda mendaftar dan mengikuti seleksi menjadi prajurit TNI/Polri,
alangkah bijaksana jika melengkapi pengetahuan Anda tentang seluk-beluk
seleksi itu sendiri. Karena dengan berbekal pengetahuan yang cukup,
maka sangatlah besar kemungkinan Anda untuk lulus dalam seleksi
tersebut.
Silahkan membaca tulisan saya hingga selesai, semoga bermanfaat bagi Anda.
7
PERSEPSI (PANDANGAN) NEGATIF TENTANG SELEKSI MASUK MENJADI PRAJURIT
TNI/POLRI DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA. (Temukan jawabannya di Buku
Panduan Seleksi Masuk Prajurit TNI/Polri).
Masyarakat pada
umumnya banyak yang mempunyai persepsi (pandangan) yang salah tentang
seleksi masuk menjadi prajurit TNI/Polri. Beberapa persepsi
(pandangan) yang salah tersebut apabila dibiarkan sangat merugikan
Institusi TNI/Polri karena menimbulkan citra negatif dan juga merugikan
bagi generasi muda yang berminat menjadi prajurit TNI/Polri. Khususnya
bagi para orang tua dan generasi muda yang mempunyai minat untuk
menjadi Prajurit TNI/Polri persepsi yang keliru tersebut dapat
melemahkan semangat dan motivasi untuk mengikuti test seleksi menjadi
Prajurit TNI/Polri. Adapun persepsi (pandangan) yang negatif tentang
seleksi masuk menjadi prajurit TNI/Polri adalah sebagai berikut :
a. Yang Lulus Dalam Seleksi Masuk Prajurit TNI/Polri adalah Orang Yang Mampu Membayar.
Selama ini terdapat persepsi/anggapan di masyarakat bahwa yang bisa
masuk lulus seleksi menjadi anggota TNI/Polri adalah hanya untuk orang
atau kalangan yang mampu membayar sejumlah dana kepada oknum tertentu
bahkan ada yang beranggapan sudah terorganisir. Menurut pendapat saya
hal tersebut bisa benar atau tidak tergantung dari sudut mana kita
memandang masalah tersebut. Apabila dipandang dari sudut orang yang
pernah mengikuti seleksi menjadi anggota TNI/Polri baik sebagai orang
tua / anak yang terlibat seleksi memang mengeluarkan sejumlah dana, maka
menyatakan persepsi tersebut adalah benar. Namun apabila ada orang
tua / anak yang terlibat dalam seleksi menjadi anggota TNI/Polri tidak
mengeluarkan biaya apapun, maka menyatakan persepsi tersebut adalah
tidak benar dan hanya merupakan rumor atau isu belaka. Secara
kedinasan bahwa seluruh proses seleksi menjadi anggota TNI/Polri dari
tingkat Daerah sampai tingkat Pusat adalah tidak dipungut biaya apapun.
Namun dalam prakteknya, ada oknum yang memanfaatkan kesempatan seleksi
menjadi anggota TNI/Polri tersebut sebagai sebuah peluang untuk
mendapatkan sejumlah uang. Jadi yang terjadi sebenarnya adalah bahwa
yang bisa lulus menjadi anggota TNI/Polri adalah bukan mereka yang mampu
membayar sejumlah uang, namun semua peserta seleksi yang memenuhi
syarat dan lulus seluruh tahapan seleksi dari tingkat Daerah sampai
dengan tingkat Pusat. Dan perlu diketahui bahwa, apabila dalam proses
seleksi penerimaan prajurit TNI/Polri terbukti melakukan praktek suap
maka Institusi TNI/Polri tidak akan segan untuk mengambil tindakan
dengan mengeluarkan Calon Prajurit tersebut dari Lembaga Pendidikan dan
hal ini sudah dilaksanakan.
b. Yang Lulus Dalam Seleksi Masuk Prajurit TNI/Polri adalah Anak atau Keluarga dari Anggota TNI/Polri.
Persepsi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah bahwa
kebanyakan yang berhasil dalam seleksi menjadi Prajurit TNI/Polri adalah
anak atau keluarga dari anggota TNI/Polri. Anggapan tersebut adalah
tidak benar, karena pada saat pengumuman penerimaan menjadi Prajurit
TNI/Polri adalah secara transparan/terbuka untuk semua anggota
masyarakat dan tidak hanya untuk keluarga TNI/Polri. Namun apabila
dalam kenyataan bahwa lebih banyak yang mendaftar dalam seleksi prajurit
TNI/Polri adalah mereka yang mempunyai pertalian saudara atau anak dari
anggota TNI/Polri mungkin ada benarnya. Karena secara hukum alam,
secara institusi bahwa informasi adanya pendaftaran menjadi prajurit
TNI/Polri adalah institusi yang bersangkutan, oleh karena itu anggota
TNI/Polri akan lebih tahu lebih dahulu. Namun anggota masyarakat yang
berminat / putranya akan mendaftar menjadi prajurit TNI/Polri dapat
menanyakan langsung kepada tempat-tempat penerimaan baik TNI/Polri dan
saat ini dengan adanya Jaringan Internet, maka pengumuman pendaftaran
Penerimaan Prajurit TNI/Polri bias diperoleh kapan saja (online).
Kemudian apabila banyak anak atau saudara dari anggota TNI/Polri yang
masuk dalam seleksi tersebut, menurut pendapat saya adalah karena anak
atau saudara dari anggota TNI/Polri tersebut sebelum melaksanakan
seleksi telah dipersiapkan / dilatih terlebih dahulu, sehingga lebih
siap secara fisik maupun mental. Perlakuan dalam pelaksanaan seleksi
bagi semua peserta seleksi menjadi prajurit TNI/Polri adalah sama, tidak
dibedakan antara anak / saudara anggota TNI / Polri dengan anak dari
anggota masyarakat pada umumnya dan dilaksanakan secara transparan.
Jadi setiap orang yang ingin mengikuti seleksi menjadi prajurit
TNI/Polri adalah harus mengerti dan tahu apa yang perlu dipersiapkan
dalam menghadapi setiap tahap seleksi agar lulus baik di tingkat Daerah
maupun tingkat Pusat.
c. Untuk Bisa Lulus Dalam Seleksi Masuk Prajurit TNI/Polri Harus Mempunyai Kenalan Pejabat TNI/Polri.
Adanya anggapan yang berkembang di masyarakat, bahwa untuk lulus
seleksi menjadi prajurit TNI/Polri kita harus mempunyai kenalan Pejabat
dari TNI/Polri adalah tidak benar. Menurut saya untuk mendaftar dan
ikut seleksi menjadi prajurit TNI/Polri tidak harus mempunyai kenalan
pejabat baik TNI maupun Polri. Karena dalam proses seleksi menjadi
prajurit TNI/Polri dilaksanakan secara transparan dan terbuka untuk
umum, bukan hanya yang mempunyai kenalan pejabat TNI/Polri. Siapapun
baik yang kenal maupun tidak kenal dengan pejabat TNI/Polri seluruh
peserta seleksi akan diperlakukan yang sama dan tidak akan mempengaruhi
pelaksanaan seleksi. Walaupun tidak mempunyai kenalan pejabat
TNI/Polri, namun peserta seleksi mempunyai kemampuan dan lulus dalam
setiap tahapan seleksi dari tingkat Daerah sampai dengan tingkat Pusat
maka ia akan lulus tanpa hambatan suatu apa. Namun walaupun mempunyai
kenalan pejabat baik TNI/Polri, namun tidak memiliki kemampuan dan tidak
lulus dalam tahapan seleksi baik di tingkat Daerah maupun di tingkat
Pusat, maka tidak akan lulus menjadi prajurit TNI/Polri. Jadi tidak
perlu ragu atau cemas bahwa jika ingin menjadi prajurit TNI/Polri dan
lulus / berhasil itu harus mempunyai kenalan pejabat TNI/Polri. Namun
yang perlu dipikirkan adalah, bahwa untuk lulus dalam seleksi menjadi
prajurit TNI/Polri apa yang perlu dipersiapkan, apa yang perlu diketahui
dan apa yang harus dilatih itu lebih penting.
d. Calon Yang Lulus Dalam Seleksi Prajurit TNI/Polri Adalah Yang Dekat Dengan Instansi TNI/Polri.
Terdapat persepsi di masyarakat bahwa kebanyakan yang berhasil dalam
seleksi menjadi prajurit TNI/Polri adalah yang berdomisili atau
bertempat tinggal dekat dengan Instansi TNI/Polri. Anggapan seperti
ini adalah tidak benar, karena seleksi menjadi prajurit TNI/Polri adalah
untuk seluruh Warga Negara dimanapun tempat tinggalnya. Selama yang
bersangkutan mau mendaftar dan mengikuti seluruh tahapan dalam seleksi
masuk menjadi prajurit TNI/Polri, maka ia mempunyai kesempatan yang sama
baik yang tempat tinggalnya dekat maupun yang tempat tinggalnya jauh
dari Instansi TNI/Polri. Hanya saja bagi yang mempunyai tempat
tinggalnya dekat dengan Instansi TNI/Polri tempat dimana dilaksanakan
seleksi, maka ia mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan
diri dalam seleksi tersebut dibandingkan dengan yang tempat tinggalnya
jauh. Karena selama seleksi, banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk
mengurus segala keperluan administrasi yang harus diselesaikan dalam
waktu yang singkat / terbatas. Hal ini dapat menyebabkan orang yang
tinggal lebih dekat dengan tempat seleksi akan memperoleh hasil test
yang lebih baik, jika dibandingkan dengan orang yang tinggalnya jauh
dari tempat seleksi karena banyak kehilangan tenaga / energi. Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan secara langsung antara
tempat tinggal seseorang dengan keberhasilannya dalam seleksi menjadi
prajurit TNI/Polri. Namun apabila seseorang tinggal dekat dengan
tempat dilaksanakannya seleksi, minimal akan menghemat pengeluaran biaya
transportasi maupun waktu yang dibutuhkan. Disamping itu, dengan
tinggal dekat tempat pelaksanaan seleksi maka akan mempunyai waktu yang
cukup untuk mempersiapkan diri dalam setiap tahap seleksi.
e. Seleksi Masuk Menjadi Prajurit TNI/Polri Memerlukan Biaya Yang Banyak.
Anggapan yang berkembang di masyarakat, bahwa seleksi masuk menjadi
prajurit TNI/Polri memerlukan biaya yang banyak / besar. Menurut
pendapat saya anggapan tersebut adalah tidak benar, karena seluruh
proses tahapan seleksi baik di tingkat Daerah maupun di tingkat Pusat
adalah tidak dipungut biaya apapun. Biaya yang dikeluarkan adalah
murni untuk keperluan pribadi dari peserta seleksi, misalnya untuk
transportasi dan makan / minum selama seleksi di tingkat Daerah
sedangkan di tingkat Pusat kebutuhan penginapan, makan dan minum adalah
sudah ditanggung oleh Panitia Seleksi. Namun apabila dalam proses
seleksi, ada oknum yang menawarkan jasa serta meminta sejumlah uang, itu
adalah diluar kebutuhan secara resmi proses seleksi dan hal tersebut
sangat dilarang dan jika diketahui oleh Panitia Seleksi, maka seseorang
yang sudah dinyatakan lulus dan sedang melaksanakan Pendidikan Pertama
dapat diberikan sanksi dikeluarkan dari pendidikan tersebut. Setiap
seleksi apapun bentuknya tetap mengeluarkan biaya, namun seleksi masuk
menjadi prajurit TNI/Polri relatif tidak diperlukan biaya yang besar dan
hanya untuk keperluan pribadi dan apabila timbul biaya diluar yang
ditetapkan oleh Panitia Seleksi adalah diluar tanggung jawab Institusi
TNI/Polri.
f. Orang Yang Lulus Seleksi Prajurit TNI/Polri Karena Memiliki Kenalan Orang Dalam (Panitia Seleksi).
Setiap seleksi apapun tujuannya termasuk seleksi masuk menjadi
prajurit TNI/Polri ada yang lulus / berhasil dan juga ada yang gagal /
tidak berhasil. Namun adanya anggapan bahwa yang berhasil / lulus
dalam seleksi menjadi prajurit TNI/Polri adalah karena memiliki orang
dalam adalah tidak benar. Dalam sistem seleksi penerimaan prajurit
TNI/Polri tidak dikenal adanya perbedaan dalam perlakuan terhadap
peserta seleksi, baik yang mempunyai kenalan dengan orang dalam maupun
yang tidak mempunyai kenalan semuanya diperlakukan sama. Berhasil
lulus atau tidak lulus tidak ditentukan ada atau tidaknya memiliki
kenalan dengan orang dalam, namun ditentukan oleh peserta seleksi itu
sendiri yaitu siap dan tidak siapnya dalam berkompetisi secara sehat.
Keberhasilan peserta seleksi masuk menjadi prajurit TNI/Polri sangat
tergantung dari persiapan dan usaha yang telah dilaksanakan dalam setiap
tahap seleksi dari tingkat Daerah sampai dengan tingkat Pusat dan bukan
karena adanya kenalan dengan orang dalam. Setiap peserta seleksi
calon prajurit TNI/Polri memiliki kesempatan yang sama untuk lulus
seleksi, tergantung nilai yang diperoleh yaitu semakin tinggi / baik
nilai yang diperoleh maka kemungkinan lulus akan semakin besar.
g.
Calon Yang Lulus Seleksi Prajurit TNI/Polri Adalah Karena Mempunyai
Surat Sakti (Sponsorship) Dari Pejabat Baik TNI/Polri Maupun Sipil.
Setiap pelaksanaan seleksi masuk menjadi prajurit TNI/Polri sudah
pasti akan timbul persepsi/anggapan bahwa kebanyakan orang yang lulus
seleksi adalah karena mempunyai Surat Sakti dari pejabat baik TNI/Polri
maupun pejabat Sipil. Menurut pendapat saya anggapan tersebut
tidaklah benar secara keseluruhan, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam setiap seleksi penerimaan prajurit TNI/Polri ada yang
memanfaatkan peluang dengan membuat Sponsorship (Surat Sakti / Surat
Dukungan) dari seorang Pejabat dengan harapan dapat membantu dalam
proses seleksi tersebut. Namun perlu diketahui, bahwa tidak selamanya
dengan menggunakan Sponsorship dari Pejabat dapat menjamin 100 % akan
lulus dalam seleksi tersebut dan sangat tergantung dari calonnya sendiri
apakah memenuhi syarat sesuai standar minimum yang telah ditetapkan
oleh Panitia Seleksi atau tidak. Jika tidak, maka calon tersebut juga
tidak akan diluluskan walau mempunyai Sponsorship. Sponsorship akan
digunakan apabila calon tersebut telah lulus seleksi hingga tingkat
Pusat dan akan dipakai sebagai pertimbangan apabila ada dua calon yang
mempunyai nilai yang sama, namun salah satu harus digugurkan maka calon
yang memiliki Sponsorship akan dipilih untuk diluluskan. Jadi semua
peserta seleksi mempunyai kesempatan yang sama untuk lulus dalam seleksi
penerimaan prajurit TNI/Polri. Oleh karena itu, setiap peserta
seleksi calon prajurit TNI/Polri harus berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapatkan nilai / rangking yang tinggi agar kemungkinan untuk
digugurkan karena faktor Sponsorship menjadi lebih kecil.
6
KESALAHAN DALAM TEST SELEKSI MASUK PRAJURIT TNI/POLRI DAN BAGAIMANA
SOLUSINYA. (Temukan jawabannya di Buku Panduan Seleksi Masuk Prajurit
TNI/Polri).
Banyaknya peserta seleksi masuk menjadi
prajurit TNI/Polri yang tidak lulus / gagal disebabkan oleh berbagai
faktor. Namun yang paling dominan adalah karena para peserta seleksi
tidak mempunyai pengetahuan tentang jenis dan bentuk seleksi serta
standarisasi penilaian. Sehingga dalam melaksanakan seleksi masuk
menjadi calon prajurit TNI/Polri, para peserta seleksi tidak mengerti
apa yang harus dipersiapkan, apa yang harus dipelajari dan apa yang
harus dilatih. Dengan berbekal pengetahuan yang sangat kurang tersebut,
maka dalam melaksanakan seleksi masuk menjadi calon Prajurit TNI/Polri
terjadi berbagai kesalahan yang seharusnya dapat dihindari atau
diantisipasi. Untuk mengetahui apa yang menjadi kesalahan para peserta
seleksi dan bagaimana mendapatkan solusinya, ikutilah penjelasan saya
sebagai berikut :
a. Tidak Memeriksakan Kesehatan Terlebih Dahulu.
Sudah menjadi fenomena umum bahwa kegagalan peserta seleksi masuk
menjadi prajurit TNI/Polri rata-rata 50 % adalah dikarenakan tidak lulus
/ gagal pada Test Kesehatan. Pada umumnya baik orang tua maupun
peserta seleksi adalah tidak tahu atau tidak mengerti bentuk test
kesehatan meliputi apa saja dan bagaimana standar kelulusan. Disamping
itu, untuk mengetahui hal tersebut baik orang tua maupun peserta seleksi
biasanya malu bertanya dan tidak tahu bertanya kepada siapa tentang
Test Kesehatan. Dan apabila mendapat jawabanpun tidak akan tahu secara
lengkap. Apabila para orang tua dan peserta seleksi mengerti tentang
bagaimana bentuk seluruh test kesehatan dan standar penilaian, maka
tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak yang lulus dalam tahap
seleksi kesehatan. Tanpa dibekali ilmu tentang kesehatan tersebut,
biasanya peserta test hanya berspekulasi (untung-untungan / pasrah)
langsung melaksanakan test kesehatan sesuai jadwal yang ditetapkan.
Padalah yang namanya seleksi apapapun bentuknya harus mempunyai ilmu
tentang hal tersebut dan diusahakan semaksimal mungkin untuk lulus.
Agar pada test kesehatan lebih besar peluangnya untuk lulus, maka
peserta seleksi harus melaksanakan test kesehatan pendahuluan dengan
tujuan untuk mengetahui potensi diri di bidang kesehatan dan apabila ada
kekurangan / penyakit bisa diobati terlebih dahulu. Namun para orang
tua dan peserta seleksi juga harus tahu dimana melaksanakan test
kesehatan pendahuluan sesuai standar, mengapa harus dilaksanakan test
pendahuluan, apa saja yang harus diperiksa, kapan waktu yang tepat untuk
melaksanakannya serta bagaimana standarnya.
b. Kurangnya Latihan Kesamaptaan Jasmani / Olah Raga.
Pada tahap seleksi kesamaptaan jasmani / Olah raga banyak peserta yang
gagal / tidak lulus dan prosentasenya rata-rata mencapai 25 - 30 %.
Dalam hal ini ada beberapa kemungkinan yaitu apakah karena peserta
seleksi tersebut tidak pernah latihan olah raga, karena mentalnya kurang
kuat sehingga mudah menyerah atau tidak tahu materi yang diujikan
sehingga latihan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diujikan.
Dari peserta seleksi yang gagal / tidak lulus dalam tahap test
kesamaptaan jasmani banyak yang menyatakan tidak pernah / kurang olah
raga dan tidak mengetahui bentuk test serta standar penilaiannya.
Sehingga sebelum melaksanakan test seleksi masuk menjadi prajurit
TNI/Polri, para peserta test harus melaksanakan latihan kesemaptaan
jasmani secara rutin dan teratur. Namun yang lebih penting adalah para
orang tua dan para peserta seleksi harus mengetahui kapan waktu yang
tepat melaksanakan latihan, bagaimana bentuk serta standar kelulusan
test kesamaptaan jasmani, apa saja bentuk test kesamaptaan jasmani.
c. Tidak Mengerti dan Tidak Mengenal Test Psikotest.
Tahap test Psikotest dalam seleksi menjadi prajurit TNI/Polri pagi para
peserta seleksi merupakan saat yang menegangkan dan banyak ditakuti.
Hal ini adalah wajar, karena pada tahap test psikotest rata-rata yang
tidak lulus / gagal adalah mencapai 20 - 30 %. Beberapa kemungkinan
yang menyebabkan peserta test seleksi banyak yang gagal / tidak lulus
test psikotest adalah karena tidak pernah mengerti dan tidak pernah
mengenal bentuk soal-soal psikotest, tidak siap mental dalam
melaksanakan test psikotest, tidak tahu apa yang harus dipersiapkan
dalam menghadapi test psikotest serta banyak melakukan kesalahan dalam
melaksanakan test psikotest. Hal tersebut sebenarnya bisa diantisipasi
dan dipelajari sebelum peserta seleksi melaksanakan test psikotest yang
sesungguhnya agar kemungkinan lulus lebih besar. Sebelum melaksanakan
test psikotest setiap peserta seleksi harus tahu secara jelas apa tujuan
dilaksanakan test psikotest, dimana mendapatkan buku-buku psikotest,
bagaimana bentuk soal psikotest, apa tips (apa yang harus dikerjakan dan
apa yang tidak boleh dikerjakan) dalam test psikotest.
d. Persyaratan Administrasi kurang.
Persyaratan administrasi yang dibutuhkan dalam seleksi masuk menjadi
prajurit TNI/Polri, sebenarnya telah diumumkan / disampaikan pada saat
pengumuman pendaftaran. Namun karena kurangnya kepedulian dan ketelitian
serta tidak tahunya jadwal secara keseluruhan setiap tahapan seleksi,
maka dapat menyebabkan peserta seleksi tidak dapat memenuhi persyaratan
administrasi dan dinyatakan gagal / tidak lulus walaupun secara
prosentase kegagalan pada tahap seleksi administrasi adalah sekitar 10 -
20 % namun tetap harus diperhatikan. Para peserta seleksi harus
mengetahui, apa tujuan dilaksanakan test administrasi, berapa banyak
kelengkapan test administrasi, kapan batas waktu yang ditetapkan panitia
untuk menyerahkan persyaratan administrasi. Dengan mengetahui hal
tersebut diharapkan, peserta seleksi akan lebih siap menghadapi test
administrasi dan memperkecil kemungkinan kegagalan / tidak lulus dalam
test administrasi tersebut.
e. Tidak Tahu tentang Bentuk Test Mental Idiologi.
Pada umumnya peserta seleksi tidak mengetahui tentang bentuk test
mental idiologi dan hal inilah yang menyebabkan prosentase yang tidak
lulus / gagal mencapai 20 - 30 %. Karena kurangnya pengetahuan tentang
test mental idiologi, maka banyak peserta test yang tegang dan grogi
dalam melaksanakan test sehingga hasilnya tidak optimal. Apabila
peserta test mengetahui bentuk dari test mental idiologi, saya yakin dan
percaya akan lebih besar kemungkinannya untuk lulus dalam tahap test
ini. Para peserta seleksi harus mengetahui apa maksud dilaksanakannya
test mental idiologi, bagaimana bentuk materi test, data apa yang perlu
dipersiapkan untuk mendukung test, buku-buku apa yang harus dibaca,
bagaimana cara menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
f. Tidak Tahu tentang Bentuk Test Pantukhirda dan Test Pantukhir Pusat.
Sebagai bentuk Final Test (test akhir) dalam seleksi penerimaan
Prajurit TNI/Polri di Daerah disebut Pantukhirda (Panitia Penentu Akhir
Daerah) dan di Pusat disebut Pantukhirpus. Baik Pantuhkirda maupun
Pantukhirpus merupakan bentuk Test Akhir di Daerah/Pusat yang sangat
menentukan dan prosentasi kegagalannya adalah 20 – 30 %. Test Pantukhir
merupakan bentuk Test yang mempertemukan seluruh Panitia Seleksi
(administrasi, kesehatan, jasmani, mental idiologi) dengan Peserta Test
untuk dilihat kesesuaian Penilaian/Hasil Test masing-masing bidang (data
tertulis) dengan bentuk Fisik dari setiap Peserta Seleksi/Test. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan melaksanakan Seleksi Masuk Prajurit
TNI/Polri harus mengetahui bagaimana bentuk dan apa yang perlu
dipersiapkan dari Test Pantukhirda/Pantukhirpus agar kemungkinan untuk
lulus dalam test tersebut lebih besar.
Untuk menghilangkan 7
Persepsi (pandangan negatif) dan 6 Kesalahan dalam Seleksi Masuk
Prajurit TNI/Polri, maka saya merekomendasikan Anda untuk membaca
tulisan “Buku Panduan Seleksi Masuk Prajurit TNI/Polri”.
Dibawah
ini, saya paparkan daftar isi "Buku Panduan Seleksi Masuk Prajurit
TNI/Polri", semoga bermanfaat dan jika berminat silahkan untuk
memilikinya sesuai dengan prosedur, tks.
DAFTAR ISI
BUKU PANDUAN SELEKSI MASUK PRAJURIT TNI/POLRI
BUKU PANDUAN SELEKSI MASUK PRAJURIT TNI/POLRI
Bab I Pendahuluan
1. Pendahuluan ……………………………………………………………….. 1
2. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………. 2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ………………………………………….. 3
Bab II Pelaksanaan Seleksi
1. Test Administrasi
a. Tahap Pendaftaran ………………………………………………… 4
b. Tahap Melengkapi Persyaratan Administrasi ………………… 5
c. Tahap Pengumpulan Persyaraatan Administrasi ……………. 6
d. Pemberangkatan Seleksi Tingkat Pusat ………………………. 6
1) Menyelesaikan Administrasi ……………………………. 6
2) Bekal Yang Harus Dibawa ………………………………… 7
3) Transportasi ………………………………………………..... 7
2. Test Kesehatan …………………………………………………………… 8
a. Test Kesehatan I (Pertama) ……………………………………..... 8
1) Mengukur Tinggi dan Berat Badan ……………………. 8
2) Test Tekanan Darah ……………………………………... 9
3) Test Kesehatan Gigi ……………………………………… 9
a) Jumlah Gigi ………………………………………... 9
b) Kerusakan Gigi ……………………………….…... 9
c) Bentuk Gigi ……………………………….………. 9
d) Warna Gigi …………………………………………. 9
e) Kerenggangan Gigi ………………………….…... 10
4) Test Kesehatan Mata ……………………………………... 10
a) Test Fisik …………………………………………. 10
b) Test Membaca ……………………………………... 10
c) Test Buta Warna ………………………………...… 11
d) Test Picing Mata ………………………………….. 11
5) Test THT ……………………………………………………. 11
6) Pemeriksaan Kelamin ......………………………………… 12
a) Laki-Laki ………………………………………….... 12
b) Wanita ……………………………………………… 13
7) Test Ambien ……………………………………………… 13
8) Test Jantung …………………………………………….. 14
9) Test Urine .………………………………………………. 14
b. Test Kesehatan II (Kedua) ……….…………………………….. 15
1) Test Darah Lengkap …………………………………… 15
2) Test Rongent/Sinar X ………………………………….. 15
c. Test Kesehatan Penerbang …………………………………….. 16
1) Test Keseimbangan ……………………………………. 16
2) Test Kapasitas Paru2 …………………………………… 17
3) Test Menahan Nafas …………………………………… 17
4) Test Meniup …………………………………………….. 18
5) Test Chamber Flight (Hipoksia) …………………….. 18
6) Test Centrifugal Force (Grafitasi) …………………… 19
7) Test Night Vision (Terbang Malam) …………………. 19
3. Test Kesemaptaan Jasmani …………………………………………….20
a. Test Samapta ………………………………………………………20
1) Calon Prajurit TNI/Polri “Pria” ………………………. 20
a) Test Kesemaptaan Jasmani “A” ……………. 20
b) Test Kesemaptaan Jasmani “B” ………..…... 20
(1) Pull Up ……………………………………… 20
(2) Sit Up ………………………………………. 20
(3) Push Up …………………………………… 20
(4) Shuttle Run ……………………………….. 20
2) Calon Prajurit TNI/Polri “Wanita” …………………… 21
a) Test Kesemaptaan Jasmani “A” …………… 21
b) Test Kesemaptaan Jasmani “B” ……………. 21
(1) Tarik Badan ……………………………….. 21
(2) Baring Duduk …………………………….. 21
(3) Tiarap Tumpu ……………………………. 21
(4) Lari Bolak-Balik .……………………….. 21
c) Cara Penilaian …………………………………. 21
b. Renang …………………………………………………………….. 22
1) Mengambang …………………………………………… 22
2) Berenang ……………………………………………….. 22
c. Test Postur ………………………………………………………... 23
1) Pengukuran Tinggi & Berat Badan …………………. 23
2) Pemeriksaan Bentuk Kaki …………………………….. 23
3) Pemeriksaan Bahu …………………………………….. 24
4) Pemeriksaan Tulang Belakang ………………………. 24
5) Pemeriksaan Perut …………………………………….. 25
6) Pemeriksaan Tangan ………………………………….. 26
7) Pemeriksaan Kulit …………………………………….. 26
a) Tindik ……………………………………………. 27
b) Tatto ……………………………………………… 27
c) Penyakit Kulit ………………………………….. 28
8) Test Berjalan …………………………………………… 28
9) Test Jongkok …………………………………………… 28
10) Test Keserasian ………………………………………… 29
4. Test mental Idiologi ……………………………….…………………… 30
a. Test Tertulis …………………………………………………… 30
1) Pengisian Daftar Riwayat Hidup ……………………. 30
2) Pengisian Daftar Keluarga …………………………… 32
b. Test Wawancara ………………………………………………. 33
1) Riwayat Hidup ………………………………………….. 33
2) Anggota Keluarga …………………………………….. 34
3) Pengetahuan Agama …………………………………… 34
4) Pandangan Hidup / Idiologi …………………………… 35
5) Pengetahuan Umum ………………………………….. 35
5. Test Psikotest …………………………………………………………… 36
a. Jenis Psikotest …………………………………………………. 36
1) Test IQ …………………………………………………… 36
2) Test Kepribadian ………………………………………… 36
3) Test Kemampuan ……………………………………….. 37
4) Test Kreatifitas …………………………………………. 37
5) Test Kesehatan Jiwa / Keswa ………………………… 37
b. Contoh Bentuk Soal Psikotest ……………………………….. 37
6. Pantukhir Daerah ……………………………………………………… 38
a. Tahap Persiapan ………………………………………………. 38
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………………. 39
c. Tahap Pengumuman …………………………………………… 40
7. Pantukhir Pusat …………………………………………..……………… 41
a. Pelaksanaan Seleksi ……………………………………………. 41
b. Pelaksanaan Sidang Pantukhir Pusat ………………………. 41
c. Pengumuman Lulus / Tidak …………………………………… 42
d. Mengikuti Pendidikan / Kembali Pulang …………………… 42
Bab III Penutup …………………………………………………………………. 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar